Berita Terkini

Petruk Napak Tilas

Hari Jadi ke-284 Kabupaten Wonogiri biasa diperingati setiap tanggal 19 Mei, tepat 284 tahun yang lalu Kabupaten Wonogiri didirikan oleh seorang pejuang yang dikenal dengan RM. Said atau Pangeran Sambernyawa yang kelak dinobatkan sebagai Raja Mangkunegara I dengan Wonogiri sebagai salah satu daerah kekuasaannya. Dalam sejarahnya, RM. Said mendirikan pusat pemerintahan kecil di dusun Nglaroh, Kecamatan Selogiri. Sampai saat ini, di salah satu titik didirikan monumen Watu Gilang Nglaroh. Wonogiri tumbuh semakin dewasa, bersolek dengan wajah cantiknya. Patung Bung Karno yang sedang duduk membawa buku dan seolah menatap landscapenya Wonogiri menjadi ikon baru Kabupaten Wonogiri. Di sekelilingnya dihias dengan simbol-simbol Pancasila yang berbahan kuningan menyala. Tidak hanya itu, Wonogiri juga mempunyai wahana sport tourisme di sekitaran stadion yang dikenal dengan stadion Pringgodani. Setiap pagi dan sore masyarakat tumplek blek mempraktekkan gaya hidup sehat. Jalan sehat, lari kecil, tenis lapangan, skateboard atau sekedar sarapan soto di samping stadion.

Berkaitan dengan pembagian wilayah, pada zaman RM. Said membagi wilayah Wonogiri menjadi 5 (lima) bagian yakni Nglaroh, Sembuyan, Wiroko, Keduwang dan Honggobayan. Setidaknya sejarah pembagian wilayah ini yang kemudian melatarbelakangi penataan daerah pemilihan untuk kepentingan Pemilu Tahun 2024, sehingga akhirnya menjadi 5 (lima) daerah pemilihan. Kamis, 15 Mei 2024, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wonogiri yang hampir 80% pegawai seluruhnya masih tergolong usia produktif, turut serta jalan sehat dengan tema Napak Tilas Sambernyawa dengan rute 12 Kilometer. Napak tilas yang diikuti oleh lebih dari 1.000 orang dan 100 lebih kelompok ini mengambil start dari Lapangan Pule, Selogiri. Bertemakan etnik dan kebudayaan, rombongan pemuda dan pemudi KPU Kabupaten Wonogiri memakai seragam Punokawan dan Pandawa Limo. Antusias warga tidak hanya nampak pada peserta napak tilas. Di sepanjang jalan, penduduk sekitar dan anak-anak SD menyapa dengan girangnya, menyiapkan makanan krowotan, air putih, es teh bahkan ada yang menyiapkan sound layaknya sound horeg. Celetukan-celetukan warga dengan ciri khas Jowone Wonogiri, kostume sewane piro? sepatune apik? eh garengnya kok ganteng tapi aritnya kepleh, petruknya panjang eh tinggi, seolah menambah semangat peserta napak tilas.

Sejak awal kami, Punokawan dan Pandawa Limo-nya KPU Wonogiri optimis bahwa kami akan menang. “Veni, Vidi, Vici”, “Citius, Altius, Fortius”, “Audaces fortuna iuvat Fortune favors the brave”, “Mens sana in corpore sano” telah mendarah daging dalam batin dan semangat kami. Dengan jiwa kebersamaan, Tiji Tibeh Mati Siji Mati Kabeh mampu memberikan suntikan semangat bagi Petruk, komandan regu kami yang sudah hampir “klimaks” di tengah jalan. Akhirnya dengan lebih dari 2.900an like di Instagram, ketepatan waktu tempuh, dan keseragaman gerakan kaki kanan kiri kami mendapat Juara 3. Menyala………….

Wonogiri, Selamat Ulang Tahun. Kamipun siap membangun Wonogiri melalui Demokrasi. (SHD-Red)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 188 kali